03 April 2010

Adam Habib Akhirnya Bisa Kembali Ke AS

Adam Habib akhirnya bisa kembali ke AS. Tiga tahun lebih dilarang masuk ke Amerika Serikat, profesor ilmu politik asal Afrika Selatan, pekan ini, Adam Habib Akhirnya Bisa Kembali Ke AS dan berkeliling ke beberapa perguruan tinggi.

Bulan Januari, Menlu AS Hillary Clinton menarik larangan visa untuk Habib, tanpa menjelaskan alasannya. Sebelum itu, beberapa kelompok di Boston, termasuk American Civil Liberties Union cabang Massachusetts, mengajukan tuntutan hukum atas larangan visa bagi Habib, istrinya Fatima dan kedua anaknya. Mereka beralasan larangan visa diberikan dengan alasan ideologis, karena Habib lantang menyerukan kritik Perang Irak.

Bertemu dengan sekelompok orang di Harvard Law School, Rabu (31/3), Habib sama sekali tidak kelihatan sebagai teroris radikal, seperti yang diyakini pemerintah Bush pada 2006, ketika Departemen Keamanan Dalam Negeri mengirimnya pulang sesaat tiba di Bandara Udara Kennedy, New York.

Dia berbicara layaknya orang yang melakukan kunjungan mudik, ke tempat di mana dia tinggal selama tiga tahun untuk menyelesaikan program doktornya.
"Bagi saya, Amerika Serikat adalah rumah kedua," katanya memulai cerita nostalgianya.

Melissa Goodman, seorang pengacara ACLU yang membela kasus Habib, mengatakan bahwa Habib adalah satu di antara puluhan akademisi, artis, dan aktivis yang ditolak masuk ke AS tanpa alasan jelas setelah peristiwa 9/11, dengan menggunakan Patriot Act.

Ia mengatakan, dirinya telah mengkaji tulisan-tulisan Habib--yang datang ke AS pada tahun 2006 atas nama lembaga penelitian Afrika Selatan untuk bertemu dengan beberapa kelompok termasuk Bank Dunia dan Brookings Institution--dan menelusuri sepak terjangnya, tapi tidak menemukan alasan yang pantas untuk menolak kedatangannya.

"Saya sangat yakin menetapkan bahwa pemerintah (saat itu) gila, tidak alasan yang kuat untuk melarangnya dengan dalih terorisme."

"Kami melihatnya sebagai sebuah bentuk sensor," ujarnya.

Boston Globe melaporkan (2/4), jurubicara Menlu, Darby Holladay, dalam emailnya mengatakan, bahwa meskipun pemerintah tidak akan mengungkapkan alasan sebenarnya dari larangan kedatangan Habib, "Presiden dan menteri luar negeri telah menjelaskan bahwa pemerintah AS berupaya membangun sebuah kerjasama baru dengan komunitas Muslim berdasarkan kepentingan timbal balik dan saling menghormati."

Habib bercerita tentang kedatangannya pekan lalu. Perlakuan yang diterimanya sangat berbeda di banding tahun 2006, ketika dua orang penjaga bersenjata menggiringnya naik pesawat balik ke Johannesburg. Kali ini, katanya, ia ditemui oleh pejabat-pejabat imigrasi yang membimbingnya melewati pemeriksaan duane, tasnya dibawakan, dan disediakan kendaraan yang mengantar dia dan isrtinya ke hotel.

"Jadi saya berubah dari ekstrimis menjadi yang lain," kata Habib. "Saya merasa seperti bintang rock."

Menurut Habib, tindakan AS untuk tidak memberikan visa dengan alasan ideologis, hanya akan mengundang reaksi yang lebih besar dan dramatis. Sebab sekarang ini isu antiterorisme dan pelanggaran HAM sudah melewati batas-batas negara. Para pembela HAM seperti ACLU, Amnesty International, dan Human Rights Watch harus bekerja sama dengan erat untuk melawan semua itu.

"Ketika seorang ilmuwan Iran ditahan, kita semua harus didengar di Iran, di Zimbabwe, di Myanmar. Jika idak ada tekanan global dan solidaritas kolektif, perjuangan semacam itu tidak akan pernah sukses."

Sumber: www.hidayatullah.com

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, komentar anda sangat diperlukan untuk peningkatan kualitas dan evaluasi blog kami. tapi diharapkan untuk tidak Spam (NO SPAM..)!

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Alfarqy - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Bamz